Sabtu, 29 Maret 2014

STOP GOLPUT




DISUSUN OLEH:
SHEILA BILQISKA MAHARANI
2EA02



FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN S1
UNIVERSITAS GUNADARMA




KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan malakan ini. Karena tanpa pertolongan-Nya penyusunan makalah ini tidak dapat berjalan dengan lancar.
Makalah ini disusun dengan bertujuan agar pembaca memahami tentang pentingnya suara kita agar dapat menciptakan pemimpin yang berkualitas.
Makalah ini memuat tentang “ DEMOKRASI dan PEMILU di INDONESIA”  hal-hal yang di bahas adalah tentang pemilu di Indonesia. Semoga makalah ini dapat menambah wawasan yang lebih bagi pembaca. Makalah ini juga masih jauh dari kata sempurna, oleh sebab itu penyusun mohon di maafkan apabila ada kata-kata yang menurut pembaca kurang berkenan. Terima kasih




PENYUSUN








BAB I
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Demokrasi adalah suatu system yang bertujuan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Demokrasi adalah suatu system yang dilandasi oleh nlai-nilai etika yang digunakan untuk menghormati hak-hak berpendapat di dalam masyarakat. Demokrasi juga merupakan upaya yang di gunakan untuk mewujudkan kedaulatan rakyat yang di dalamnya akan di jalankan oleh seorang pemimin. Di Indonesia sendiri menganut system demokrasi yaitu demokrasi Liberal. Di semua Negara yang di ada di dunia rata-rata mengatakan atau mengaku sebagai Negara demokrasi.
Sedangkan pemilu itu sendiri adalah sarana dan prasarana yang di butuhkan dalam demokrasi yang bertujuan untuk memilih pemerintah yang yang dibutuhkan oleh masyarakat itu sendiri. Dengan adanya pemilu masyarakat dapat menyalurkan suaranya dalam berpolitik dan juga apat di gunakan untuk mengganti pola pikir pemerintahan yang dilakukan secara adil.
Sebenarnya pemilu di Indonesia bermula dari pemilihan dewan-dewan rakyat dan daerah baik itu dari provinsi maupun kabupaten. Akan tetapi setelah di keluarkan Undang-undang yang mengatur tentang  pemilu maka sekarang pemilu di gunakan juga untuk pemilihan presiden beserta wakilnya, MPR, dan kepala-kepala daerah.





RUMUSAN MASALAH
           
            Semua Negara banyak yang telah menyebut dirinya sebagai Negara yang demokratis, salah satu contohnya dengan adanya pemilahan umum yang di gunakan untuk memilih wakil-wakil rakyat baik itu yang legislative maupun yang eksekutif. Pemilu sendiri mempunyai tujuan diataranya melahirkan wakil rakyat yang bertugas sesuai dengan aspirasi masyarakat. Sebenarnya pemilu itu sendiri mengalami berbagai macam kelemahan, salah satu kelemahan yang terjadi adalah ketika pemilu pada tahun 2009 dimana aturan pemilu itu sangat sering berubah-ubah dan tidak sesuai dengan wewenang yang di keluarka oleh KPU, pada tahun 2009 juga merupakan pemilu yang sangat rumit karna pada tahun ini di ikuti oleh lumayan banyak partai peserta pemilu. Sungguh ironis dalam hal ini , karena Indonesia pun juga mengakui sebagai Negara demokratis  padahal demokrasi yang berjalan di Indonesia sendiri sangat tidak beraturan.

TUJUAN
1.      Mengetahui apa saja kelemahan-kelamahan pemilu pada tahun 2009
2.      Apakah pemilu di Indonesia sudah berjalan sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku
3.      Mengetahui demokrasi yang berada di Indonesia sekarang
4.      Apakah semua warga Negara Indonesia sudah mengetahui pentingnya suara mereka dalam proses pemilu

MANFAAT
            Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peulis dan pembaca yang umumnya mengetahui tentang pemilu dan demokrasi dan pentingnya hak suara masyarakat dalam pemilihan wakil-wakil rakyat.
            Semoga makalah ini juga adapat di gunakan sebagi refisi bagi pihak-pihak yang ingin mempelajari tentang demokrasi dan pemilu yang ada di Indonesia.



BAB II
PEMBAHASAN

Pemilu yang ada saat ini merupakan salah satu ciri Negara yang demokratis. Dimana pada pemilu ini setiap warga masyarakat berhak mengeluarakan hak suaranya yang harus dipenuhi oleh calon-calon wakil rakyat yang telah terpilih nanti. Pada april 2009 yang lalu masyarakat mulai mengaspirasikan hak suaranya secara langsung untuk memilih wakil rakyat yang dipilihnya. Akan tetapi, pada pemilu tahun 2009 yang berjalan pada saat itu telah memberikan kita catatan-catatan khusus bahwa pemilu pada saat itu mengalami kelamahan-kelemahan. Diperkirakan, pada tahun 2009 sebagian waktu yang digunakan hanyalah untuk menentukan presiden dan wakilnya. Dalam hal ini suatu kestabilan politik menjadi kunci utama agar terciptanya pemilu yang aman serta tertib. Dengan dimilikinya ke stabilan ekonomi saat ini di harapkan kelemahan-kelemahan yang terjadi pada saat pemilu nanti dapat di minimalkan.
Peran politikus pada tahun 2009 sangat di butuhkan untuk mencegah terjadinya kerusuhan pada saat pemilu. Pada tahun 2009 kelemahan yang terjadi pada saat itu adalah lemahnya KPU dalam penyelenggaraan pemilu, hal ini di takutkan menjadi sumber keributan pada saat pemilu berlangsung. Dalam beberapa bulan terakhir ini banyak juga media masa yang melaporkan bahwa KPU mengalami kelemahan dalam melaksanakan tugasnya dalam penyelenggaraan pemilu. Kurangnya koordinasi dan semakin dekatnya penyelenggaran pilpres dan pemilu legislative tentu akan membuat beban yang  di tanggung oleh KPU akan menjadi sangat berat. Bnyak orang bertanya-tanya apakah KPU dapat mengatasi beban-beba trsebut. Belajar dari pengalaman yang lalu-lalu di harapkan KPU dapat menyusun rencana kerja yang lebih baik lagi dan memfokuskan diri pada proses penyelenggaraan pemilu.
System pemilu yang ada di Indonesia tidak terlepas dari yang namanya fungsi rekrutmen dalam sistem politik. System noris menjelaskan bahwa rekrutmen dri seorang kadidat partai politik sangat bergantung pada system pemilu yang bekembang di suatu Negara. Di Indonesia sendiri dalam pemilihan legislative menggunakan proporsional dengan pendaftaran yang menggunakan system terbuka. Dari sini biasanya partai-partai politik mencari kadidat-kadidat yang memiliki tingkat kepopuleran yang tinggi dimata masyarakat. Hal ini juga banyak sekali mendorong banyak artis Indonesia baik dari penyanyai, comedian, bahkan artis sinetron yang tergiur untuk bergabung dalam sebuah partai politik.
Jika pemilu sudah dapat berjalan dengan baik, maka Indonesia berhak menyebut namanya menjadi Negara yang demokratis. Saat ini demokrasi yang di anut oleh bangsa Indonesia adalah demokrasi Liberal.  Demokrasi bukan hanya saja sebagai sarana akan tetapi demokrasi juga memiliki tujuan mencapai sesuatu yang ideal, bebas dari kata penjajahan, dan mencapai kemerdekaan. Oleh sebab itulah maka banyak orang yang sudah mulai menyukai demokrasi. Pesta demokrasi yang kita gelar selama 5 tahun sekali ini setidaknya harus memiliki visi dan misi untuk kedepan yang lebih baik lagi bagi Negara kita ini baik itu dari segi perekonomian, pertahanan, serta persaingan tingkat global.

Oleh karena itu demokrasi serta pembangunan haruslah berjalan dengan sinkron dan di harapkan demokrasi jangan hanya di gunakan untuk kepentingan partai politik sendiri ataupun kepentingan sekelompok orang tertuntu. Tetapi demokrasi sebaiknya di gunakan untuk kepntingan Negara agar Negara kita bisa lebih maju lagi.
Akan tetapi  menurut pengamat politik sebagian dari masyarakat Indonesia mulai tidak respect lagi dengan demokrasi yang ada saat ini. Menurut mereka banyak partai-partai yang mengabaikan fungsinya.  Walau secara teoritis hak mimilih itu boleh atau tidak digunakan tetapi sebagai warga Negara yang baik  sebaiknya ikut serta dalam menyumbangkan suaranya untuk membangun budaya demokrasi yang lebih baik lagi. Karena aspirasi masyarakat dalam sebuah Negara yang demokrasi sangatlah dihargai dan merupakan perwujudatan taat berdemokrasi. Kesadaran bahwa kita harus memilih dan menghindari golput ini harus dimaknai secara mendalam  bahwa suara aspirasi kita walaupun satu suara tetapi sangat berharga dalam menentukan pimpinan yang akan datang. Dari prinsip di atas inilah apa yang di maksud  terminologi Pemilu dengan prinsip OPOVOV (one person, one vote & one value) yang merupakan hal penting yang harus dipahami rakyat sebagai pemegang mutlak kedaulatan, karena “SATU ORANG, SATU HAK PILIH DAN SATU NILAI”. Dengan prinsip ini pemimpin yang nanti akan terpilih paling tidak akan memperoleh dukungan yang kuat dan legitimasi penuh dari rakyat yang nantinya mampu menjalankan fungsi kekuasaan pemerintahan daerah.



BAB III
RANGKUMAN

Hak dalam mengeluarkan suara adalah hak wajib bagi setiap warga Negara. Hak suara dikeluarkan untuk menciptaka demokrasi yang lebih baik lagi bagi Negara itu sendiri dan juga di gunakan untuk melahirkan pemimpin-pemimpin yang dapat memimpin negaranya dengan baik. Hak suara juga diberikan atas hati nurani, bukan karna paksaan atau sebagainya.
Pemilu yang sudah berlalu sebaiknya dijadikan pelajaran untuk menciptakan pemilu yang lebih baik lagi. Pemilu harus dilaksanakan dengan umum, bebas, rahasia, jujur, serta adil.



Kritik
Di Indonesia sendiri yang mendaftarkan diri sebagai wakil-wakil rakyat itu seharusnya di seleksi lagi dengan baik. Bukan hanya karena dia seorang yang memiliki tingkat kepopular an tinggi saja yang dipilih, tetapi memiliki pendidikan yang bagus juga. Karena menjadi wakil rakyat itu tidaklah gampang, karena itu menyangkut kepentingan orag banyak. Masyarakat juga sebaiknya janganlah golput, karna setiap suara akan menentukan pemimpin yang benar-benar pantas memimpin Negara kita ini.

SARAN
          Pemerintah yang bertanggung jawab sebaiknya lebih pandai dalam menyeleksi partai-partai politik yang ikut serta dalam pemilu. Karena jika terlalu banyak yang ikut serta, akan semakin banyak juga warga yang bingung untuk memilih dan akhirnya mereka golput. Dan pilihlah kadidat-kadidat yang berkualitas bagi partai politik jangan asal pilih. SAY NO GOLPUT!


DAFTAR PUSTAKA
Undang – Undang Dasar 1945 Amandemen ke-4.
Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 11 Tahun 2008.
Prasojo, Eko. Demokrasi Di Negeri Mimpi: Catatan Kritis terhadap Pemilu 2004 dan Good Governance. Departemen Ilmu Administrasi FISIP UI, Jakarta: 2005.
Pengamat hukum tata negara dan pemilu CETRO, Sumber: Harian Tempo, Rabu 15 April 2009.
http://en.wikipedia.org/wiki/pemilu
Harian Kompas, Jumat 10 April 2009.
http://klikpemilu.blogspot.com/2009/01/menyongsong-tahun-pemilu.html

http://hennidamanik.blogspot.com/2012/11/sistem-pemilu-di-indonesia.html http://

BERJUALAN KETOPRAK UNTUK MEMBIYAYAI KULIAH



          Namanya Lisa, tapi biasa di panggil endut oleh orang-orang terdekatnya. Endut lahir di dalam sebuah keluarga yang bisa di bilang sangat-sangat sederhana. Ibunya adalah seorang pedagang nasi uduk yang hanya berjualan ketika ada pasar kaget saja yang berada tidak jauh dari rumahnya, sedangkan ayahnya adalah seorang pedagang ketoprak yang renta yang sebenarnya buat berjalan saja dia susah akan tetapi dia dengan gigihnya ia berusaha untuk mendorong gerobak ketoprak  untuk berjualan mengelilingi kampung demi menafkahi keluarganya serta membiyayai kuliah anaknya. Melihat perjuangan ayahnya yang bekerja keras untuk menafkahi anak-anaknya da untuk membiyayai kuliah dirinya akhirnya endut bertekat utuk menggantikan posisi ayahnya sebagai penjual ketoprak.
            Di hari pertama endut berjualan, orang yang sudah lama mengenal dia heran dan bertanya-tanya kenapa bukan pak tua lagi yang berjualan ketoprak melainkan endut. Orang-orang itu berfikiran bahwa pak  tua ayahnya endut sedang sakit dan tidak bisa berjualan ketoprak sehingga endutlah yang harus menggantia pekerjaan ayahnya tersebut. Akan tetapi kejadian yang sebenarnya itu adalah memang endut sendiri lah yang meminta untuk menggantikan posisiayahnya untuk berjualan ketoprak, ia melakukan ini semua bukan hanya semata-mata kasihan melihat kerja keras ayahnya untuk membiyayai kuliahnya, akan tetapi mempunyai tujuan lain,yaitu membiyayai kuliahnya dengan hasil keringatnya sendiri.
            Sudah seminggu iya berjualan dan sudah banyak juga yang bertanya kepadanya kenapa anak muda seperti dia mau berjulan ketoprak. Dengan santainya iya selalu menjawab “ kenapa mesti malu, ini kan pekerjaan halal lagian saya emang niatan buat bantu bapak. Soalnya kasihan bapak dia sudah bekerja keras untuk membiyayai kuliah saya , masa saya hanya diam saja. Ga etis dong hehe. Sebenarnya saya jga lagi nabung, buat nanti ngelanjutin kulia yang lebih tinggi lagi. Minta do’anya ya”. Orang-orang yang bertanya pun terkaget-kaget bahwa ternyata seorang pedagang ketoprak yang berada di depannya adalah sorang mahasiswi jurusan sastra Inggris semester akhir dari salah satu Universitas di Jakarta.
            Sekarang sudah hampir setahun endut menjalankan profesi barunya sebagai penjual ketoprak yang banyak di kagumi orang karna dia seorang mahasiswi yang selalu bekerja keras dan tidak malu untuk berjulan ketoprak untuk membatu membiyayai kuliahnya sendiri. Sedangkan diluar sana banyak orang yang lebih mampu tapi mereka hanya bermalas-malasan untuk melanjutkan pendidikan. Hasil kerja kerasnya selama ini sebagian ia tabung dan sebagian lagi ia berikan kepada orang tuannya untuk membantu kebutuhan sehari-harikeluarganya.
Dari kisah endut ini marilah kita ambil hikmahnya, jika orang tua sudah berjuang untuk membiyayai kuliah kita sebaiknya kita juga harus bekerja keras untuk membahagiakan orang tua kita dengan cara kuliah dengan rajindan mendapatkan nilai-nilai yang terbaik.

^SEKIAN^