Kamis, 24 Oktober 2013

BIANCA LOVE STORY



“Dibawah biasan matahari senja dihiasi senyum dari bibirmu itu kita lewati sebuah pemandangan alam yang begitu indah dari sang maha pencipta”.

“Kriiiiiiiiing…. Kriiiiiing…”

Ooh tuhaaaan..kenapa selalu bunyi bising ini yang membuat mimpi-mimpiku berhamburan.

“okeee aku banguun jam kesayangaankuuuu” sambil mematikan alarm. Kemudian ku tenggak habis air mineral yang berada disebuah tabung kaca bening yang telah disiapkan diatas meja sebelah kasurku. Ya meminum air mineral setiap pagi adalah kebiasaan rutin dari keluarga kami sebelum melakukan aktifitas hari-hari.

Oh ya namaku Bianca, aku adalah seorang mahasiswi dari universitas negri didaerah depok, sekarang aku masih berada disemester 3.

Pagi ini aku memilih sebuah t-shirt berwarna peach dipadukan dengan celana jeans dan tentunya sepatu flat bertali,berwarna peach yang maching dengan t-shirtku untuk pergi kekampus hari ini, ya motto style-ku memang simple but elegan.

“caaaa.. ayoo turun sarapan yuuuk” panggil bubun sambil membuka pintu kamarku, bubun itu panggilan untuk bundaku.

“iya bun, ini baru mau turun” sambil berlenggak lenggok didepan cermin yang membiaskan seluruh bentuk tubuhku dari kepala hingga kaki ini.

“kalo didepan cermin lamanyaa minta ampuun” gerutu bubun

“hehe.. iya, aku nyusuuuuul”.
Aku menuruni tangga sambil membaca beberapa BBM yang sedari pagi belum aku lirik satupun. ‘hmm.. sekian banyak yang BBM kenapa ga ada satupun yang nyangkut kehati’ gerutuku dalam hati.

“serius banget sama handphonenya” protes ayah.

“hehe..” tawaku malu

“tau nih kaya punya pacar aja lo de, megangin BB teruus”

“justru karna ga punya pacar ini ka, haha” tepisku melawan ejekan ka kiki

“emang anak bubun belum ada yang curi nih hatinya, udah setahun kuliaah looh..” tambah ejekan bubun

“ayoo.. ayoo.. pada mau sarapan atau ngegosipin aku nih”  tepisku lagi dengan sinis sambil mengambil sehelai roti.

Selesai sarapan pagi, ayah berangkat ke kantor, aku dan ka kiki berangkat ke kampus yang kebetulan kami satu universitas hanya berbeda fakultas dan semester saja.
Sesampainya digedung fakultasku, aku duduk di anak-anak tangga sebelum pintu masuk, sambil menunggu kedatangan chika sahabatku aku membaca novel sambil mendengarkan music melalui earphoneku yang tersambung ke blackberryku.

“wooy.. caa.. I’m here.. hehhehe sorry agak lama, tau sendiri kan sekarang depok macetnya udah nyamain ibu kota indonesiaa..” celotehnya kalau telat yang panjangnya seperti kereta.

“sudaaaah biasaaa… ya udah yook langsung kekelas” memotong alasan chika dan berdiri sambil memasukan novelku kedalam tas.
Sesampainya didalam kelas chika pun masih belum berhenti dengan ceritanya yang sedari tadi dengan antusiasnya dia bercerita tentang pacar barunya, ‘ya biasa.. namanya juga orang baru jadian pasti masih anget-angetnya’ gerutuku dalam hati yang entah iri atau apalah.

“lo ngerti ga sih dari tadi gue cerita caa..??” hentaknya sambil terlihat heran menatap wajahku.

“enghh.. hehehe ngerti koo chikaaaa.. iyaa tau deh yang baru jadiaan”

“hmm.. kayanya lo harus punya pacar deh ca,mau sampe kapan sih single teruus, masih belum bisaa move dari Boy emangnya?? Please deh flat bangeet hidup loo.”

“hahahaa apaan sih chi, ga orang rumah ga lo sama aja coment  terus tentang ke-single-an gue, hahaha.” Tepisku dengan tertawa palsu

“gue tau lo ya caa, ga usah so ngumpet-ngumpetin perasaan lo deh”

“……..” itu jurus jitu chika yang selalu membuat aku terdiam untuk membuat alasan-alasan yang memperlihatkan bahwa aku sudah bisa move on dari Boy.
Ternyata kedatangan dosen menyelamatkanku untuk tidak menjawab pertanyan-pertanyaan dari chika.

Gemuruh suara mahasiswa dan mahasiswi di kantin terdengar lebih keras pada saat jam makan siang. ya akhir-akhir ini aku lebih sering makan siang sendiri, chika sedang dimabuk cinta dengan pacar barunya yang juga temanku, aku sebagai sahabat chika hanya memaklumi dua insan manusia yang sedang dimabuk cinta itu. Ya jujur aku makin merasa sendiri kalau dikampus, maklumlah aku tidak mudah bergaul dengan orang-orang yang belum aku kenal, aku hanya bisa terlihat asik dengan orang-orang disekitarku, ya maka dari itu aku terlihat seperti orang angkuh kalau seseorang itu belum kenal aku lebih jauh.

Aku lebih memilih memasang earphone dan ku play lagu-lagu favoriteku sambil menikmati makan siang, tapi terlihat sepasang mata sepertinya mencuri-mencuri pandang ke arahku, sesekali akupun sengaja menantang sepasang mata itu untuk bertatapan, namun sepertinya dia tidak terlihat mau bertatapan denganku namun lebih memilih mencuri-curi pandanganku, akupun tidak menghiraukan sepasang bola mata itu.

“heh! Sendirian aja lo de, chika mana??” Tanya ka kiki yang tiba-tiba ada di hadapanku

“eh lo ka, iya nih.biasa itu anak lagi dimabuk cinta ka, jadi maunya sama pacarnya terus” jawabku tidak semangat

“hahaha chika udh punya pacar? Lah lo?? Kapaan???” ejeknya
“shit! Tiba-tiba jadi kenyang gue ka” jawabku dengan nada tinggi
“oke oke, single happy de” sambil mengacak rambut panjangku yang agak bergelombang.
“iyaa iyaaa..” ‘happy apaan, sepi iyeeh’ gerutuku dalam hati.

Kembalinya ke kelas ternyata sudah terlihat Chika yang sedang asik bersenda gurau dengan sang kekasih yaitu Ray. Kupasang wajah yang berusaha tidak terlihat iri dengan kemesraan mereka berdua.

“yampuun si bapak sama si ibu mesraa banget..” memasang senyum manisku

“ngiri yaaaa” jawab mereka kompak seperti memojokkanku

“iih jodooh tuuh,sampe samaan gituu. No no no I’m single happy” jawab palsuku

“haha biasanya yang ngomong happy tuh nyatanya ga happy, ya ga bep??” ray mengerlingkan matanya ke chika

“iyaa bep, biasanya yang ngomong kaya gitu kesepian bep” tambah chika seraya langsung tertawa

“oke oke emang yee lo jodoh banget berduaa” menutup pembicaraan sambil memasang earphone kembali ke indra pendengaranku.

Akupun tidak mendengarkan pembicaraan mereka yang selalu mengejek status single-ku.
  
‘Boy?? Apa iya aku masih belum bisa melupakannya, rasanya hati ini pun malas untuk menjawabnya, rasanya aku sudah move on darinya, tapi entah kenapa setiap mendengar namanya hati ini selalu bergetar tak karuhan, oohh tuhan bodohnya aku, kenapa masih ada serpihan-serpihan perasaan untuknya. Apa iya dia adalah sebab kenapa selama ini aku masih menjadi seorang jomblowati??’ gumamku dalam hati

Sudah petang dan waktu pulang pun tiba,teman-teman sekelasku mulai beranjak dari kelas begitu juga Chika dan Ray yang sudah berpamitan denganku untuk pulang, dan akupun terasa malas beranjak dari tempat dudukku, dan kuputuskan untuk menunggu ka Kiki didalam kelas dengan beberapa temanku yang masih sibuk membahas mata kuliah yang baru saja selesai didalam kelas.

de gue udah didepan fakultas lo nih” bunyi BBM dari ka Kiki
Kuangkat tubuhku setelah membaca BBM dari ka Kiki yang tanpaku balas pesannya, ternyata sudah terlihat mobil Honda City berwarna hitam yang tentu didalamnya ada ka Kiki yang berada dibalik kemudi, langsung ku buka pintu mobil dengan tangan kananku sementara tangan kiriku sibuk memeluk erat buku-buku tebal yang ber-tittle-kan ‘EKONOMI’. Setelah berada didalam mobil kulemparkan buku-buku dan tasku kebangku belakang tanpa melihat kea rah belakang.

“aduuuh!” tiba-tiba muncul suara kesakitan dan kaget dari arah bangku belakang.

“hhahahahaha, kasiaan banget lo Bas” tawa ka Kiki yang terlihat puas

“oops.. sorry.. abis ga bilang sih ada orang dibelakang” muka bersalah “lo gimana sih ka ga bilang ih ada orang” protesku ke ka Kiki

“hahaahaha gimana mau bilang, lo kan langsung buang buku lo kebelakang de” menjawab pertanyaanku sambil tertawa

“hmm udah udah.. gpp ko, selow aja” mengusap keningnya sambil tersenyum

“sorry sorry ya sumpah gue ga tau beneran ada lo” merasa bersalah

“iyaa gpp ko caaaa..” memberikan senyum manisnya

‘kayanya gue kenal deh sama org ini, temennya ka Kiki? Pastilah. Tapi siapa? Kayanya baru liat, tapi ko kaya kenal ya’ pertanyaanku dalam hati

“eh ko tau nama gue??” tanyaku ketus

“hehehe” senyum tanpa menjawab
Aku tidak menghiraukannya,mobil ka Kiki melaju dengan lamban, maklumlah padatnya kota pinggiran sekarang sudah seperti Jakarta yang begitu sesak setiap harinya, akupun kembali teringat dengan bayang-bayang Boy yang dulu mengisi hari-hariku, ku ambil Blackberry ku,kubuka aplikasi BBM lalu kuketik huruf B kemudian O dan terlihat profil laki-laki yang dulu sangat ku puja,ku putuskan untuk mencoba menyapanya kubuka dinding chat bersama Boy.

“Ping!!”

“ada apa ca?” boy pun mebalasnya, entah betapa senangnya setelah menerima balasan pesan dari boy

“egghh.. gpp ko boy, masih inget aku?”

“ya masihlah ca, masa iya aku lupa sana kamu, apa kabar kamu??”

“hehe aku baik-baik aja boy, kamu sendiri?” tersenyum sambil sesekali melihat foto yang terpampang di profil Boy.

“lo gamau turun de?kita tuh udah dirumah, BBMan sama siapa tiba-tiba jadi senyum-senyum gitu,sampe-sampe temen gue pamit turun mobil ga lo hirauin” Tanya ka Kiki tiba-tiba

“hah?udah sampe? Ko cepet? Emang temen lo turun dimana ka?”

“auu aah elaap” seraya ka Kiki keluar mobil
Akupun tidak hiaru dengan ka Kiki, kembali ku buka Blackberry-ku dan kembali berBBm ria dengan Boy, entah apa yang kami bahas tapi serasa duniaku kembali berwarna seperti dulu. Selesai mandi,makan malam akupun langsung kekamar untuk kembali bersenda gurau bersama Boy kali ini tidak lagi di BBM tapi beralih ke telephone.

“ok, good night ca, miss you” pertanda mengakhirkan senda gurau kami hari ini
Tanpa menjawabnya langsung ku akhiri telephone dari laki-laki yang masih luar biasa menurutku. Belum sempat ku letakan BB ku.

“Biip..Biip..Biip”

sleeping is so hard when I can’t stop thinking you, miss you
Ooh tuhaaaan,apakah Boy akan kembali….???

Akupun terlelap dalam tidurku malam ini, dengan perasaan yang begitu berbunga-bunga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar