Nama ku fanya, aku merupakan
mahasiswi di salah satu universitas terkenal di Jakarta. Aku memiliki seorang teman istimewa. Panggil
saja dia ian. Aku dan ian adalah teman sekelas. Aku bisa deket sama ian itu
gara-gara temen ku yang bernama nil. Jadi begini ceritanya, waktu itu dari
kampus kita mendapatkan tugas yang cukup membuat kepala menjadi pusing. Karna
banyak yang belum ngerti sama tugasnya akhirnya kita sepakat untuk ngerjain itu
tugas bareng-bareng bahkan sampai nginep demi tugas itu. Pada hari berikutnya
nil berkata bahwa ian juga mau ikut ngerjain bareng. Awalnya aku sedikit males,
kenapa harus ngajak ian sih soalnya menurut pandangan ku ian adalah seorang
ketua kelas yang aneh dan ga suka bergaul. Akhirnya dengan sedikit berat hati
aku mengijinkan nil untuk mengajak ian. Ketia ian dateng aku sedikit terkejut,
dia berubah dari anak yang keliatanny aneh pas dikelas, tiba-tiba aja pas
dateng dia jadi rame banget, suka bercanda, dan paling suka ngeledekin orang.
Dan semenjak itu, sugest aku ke dia berubah, dari yang tadinya aku berpikiran
dia aneh dan sebagainya kini aku berpikiran dia orangnya asik.
Karna sering becanda bareng, aku dan
ian selalu jadi bahan ledekan nil. Dari yang di bilang pacaran lah, jodoh lah,
atau apalah. Dan semenjak itu aku dan ian semakin dekat. Awalnya aku ga tau
kalo ian udah punya pacar, karna ian juga ga pernah bahas pacarnya itu. Aku tau
ian udah punya pacar itu juga gara-gara ga sengaja membuka pesan singkat dari
pacarnya ian. Semenjak itu, aku berusaha untuk tidak terlalu dekat dengan ian.
Karna aku tidak mau ada salah paham antara aku dan pacarnya ian. Akan tetapi,
ian bukannya menjauh dia malah semakin dekat dengan aku. Sampai suatu hari ian
mengutarakan isi hatinya padaku. Entah apa yang ada di pikiran ian, kenapa dia
mengutarakan isi hatinya padaku padahal posisinya ia udah ada pacar. Betapa
terkejutnya aku, ternyata kedekatan kita selama ini karna ian ada rasa sama
aku. Aku bingung harus menjawab apa, akhirnya aku terus-terusan meminta ian
untuk menjelaskan padaku kenapa dia bisa menyukaiku orang yang baru ia kenal
sebentar dan rela memutuskan hubungan dengan pacarnya yang sudah berjalan
selama 3 tahun lebih, dan ian selalu menjawab bahwa dia udah ga cocok lagi sama
pacarnya itu. Awalnya sih aku masih ragu, apa iya dia udah benar-benar putus
sama pacarnya. Tapi, seiring berjalannya waktu akhirnya aku menerima ian
sebagai pacarku.
Sehari hari selalu kita habiskan
waktu bersama, sampai ada yang bilang dimana ada aku pasti disitu ada ian. Tapi
kebersamaan itu tidaklah lama, kita hanya bisa bersama dalam waktu yang cukup
singkat yaitu hanya satu bulan saja. Ini semua berakhir karna ian kembali lagi
sama pujaan hatinya yang dulu sempat ia tinggalkan demi aku. Awalnya aku sangat
sedih, kenpa bisa-bisanya dia tega sama aku. Tapi lama kelamaan aku berfikir
bahwa Tuhan memiliki rencana lain di semua kejadian yang aku alami. Aku juga ga
terus-terusan larut dalam kesedihan karna banyak teman-teman yang menyoport
aku, selalu menemani aku, dan selalu membuat ku tersenyum. Setelah kejadian ini
ian berubah total sama aku. Di kelas dia seakan-akan ga kenal sama aku, menegor
saja pun tidak. Sekitar dua bulan kita saling pura-pura ga kenal. Pada bulan
ketiga ian kembali dekati aku, dan bilang dia menyesal karna telah berbuat
salah sama aku. Dia begitu karna selalu mendapat paksaan dari mantan
kekasihnya. Dia juga bilang bahwa mamahnya tidak setuju kalo dia berpacaran
dengan wanita itu. Karna aku gak mau melakukan kesalahan lagi, ketika ian
berbicara seperti itu aku hanya bisa terdiam dan tersenyum. Suatu malam ian
meminta maaf lagi dan meminta aku untuk kembali kepadanya. Tapi hatiku gak mau
mudah begitu saja memaafkan dia, aku ga mau apa yang terjadi pada waktu itu
terulang kembali. Sampai-sampai aku berfikiran untuk membalas dendam kepada
ian. Akan tetapi banyak teman-teman yang tidak mendukung rencana aku untuk
membalas dendam kepada ian. Mereka menasihati aku, janganlah kejahatan di balas
dengan kejahatan. Balas lah dengan kebaikan suatu saat dia akan malu sendiri.
Kata-kata itulah yang selalu aku ingat.
Sekarang aku sama ian memang dekat,
tapi tak lebih dari seorang teman. Walaupun ian udah membuktikan bahwa dia
benar-benar menyesali perbuatannya, aku udah ga bisa lagi untuk percaya sama
dia. Sekarang biarlahlah kisahku mengalir seperti air mengalir saja. Jika suatu
saat nanti aku berjodoh dengan ian, pasti aku akan membuka hati lagi untuk ian.
Akan tetapi, jika dia bukan jodohku aku akan tetap mengenang kenangan
bersamanya, baik itu manis atau pahitnya. Akan aku simpan di dalam hati saja,
dan hanya aku dan Tuhan-lah yang tau J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar