Jumat, 18 April 2014

Aku dan Kenangan ku..


Nama ku fanya, aku merupakan mahasiswi di salah satu universitas terkenal di Jakarta.  Aku memiliki seorang teman istimewa. Panggil saja dia ian. Aku dan ian adalah teman sekelas. Aku bisa deket sama ian itu gara-gara temen ku yang bernama nil. Jadi begini ceritanya, waktu itu dari kampus kita mendapatkan tugas yang cukup membuat kepala menjadi pusing. Karna banyak yang belum ngerti sama tugasnya akhirnya kita sepakat untuk ngerjain itu tugas bareng-bareng bahkan sampai nginep demi tugas itu. Pada hari berikutnya nil berkata bahwa ian juga mau ikut ngerjain bareng. Awalnya aku sedikit males, kenapa harus ngajak ian sih soalnya menurut pandangan ku ian adalah seorang ketua kelas yang aneh dan ga suka bergaul. Akhirnya dengan sedikit berat hati aku mengijinkan nil untuk mengajak ian. Ketia ian dateng aku sedikit terkejut, dia berubah dari anak yang keliatanny aneh pas dikelas, tiba-tiba aja pas dateng dia jadi rame banget, suka bercanda, dan paling suka ngeledekin orang. Dan semenjak itu, sugest aku ke dia berubah, dari yang tadinya aku berpikiran dia aneh dan sebagainya kini aku berpikiran dia orangnya asik.

Karna sering becanda bareng, aku dan ian selalu jadi bahan ledekan nil. Dari yang di bilang pacaran lah, jodoh lah, atau apalah. Dan semenjak itu aku dan ian semakin dekat. Awalnya aku ga tau kalo ian udah punya pacar, karna ian juga ga pernah bahas pacarnya itu. Aku tau ian udah punya pacar itu juga gara-gara ga sengaja membuka pesan singkat dari pacarnya ian. Semenjak itu, aku berusaha untuk tidak terlalu dekat dengan ian. Karna aku tidak mau ada salah paham antara aku dan pacarnya ian. Akan tetapi, ian bukannya menjauh dia malah semakin dekat dengan aku. Sampai suatu hari ian mengutarakan isi hatinya padaku. Entah apa yang ada di pikiran ian, kenapa dia mengutarakan isi hatinya padaku padahal posisinya ia udah ada pacar. Betapa terkejutnya aku, ternyata kedekatan kita selama ini karna ian ada rasa sama aku. Aku bingung harus menjawab apa, akhirnya aku terus-terusan meminta ian untuk menjelaskan padaku kenapa dia bisa menyukaiku orang yang baru ia kenal sebentar dan rela memutuskan hubungan dengan pacarnya yang sudah berjalan selama 3 tahun lebih, dan ian selalu menjawab bahwa dia udah ga cocok lagi sama pacarnya itu. Awalnya sih aku masih ragu, apa iya dia udah benar-benar putus sama pacarnya. Tapi, seiring berjalannya waktu akhirnya aku menerima ian sebagai pacarku.

Sehari hari selalu kita habiskan waktu bersama, sampai ada yang bilang dimana ada aku pasti disitu ada ian. Tapi kebersamaan itu tidaklah lama, kita hanya bisa bersama dalam waktu yang cukup singkat yaitu hanya satu bulan saja. Ini semua berakhir karna ian kembali lagi sama pujaan hatinya yang dulu sempat ia tinggalkan demi aku. Awalnya aku sangat sedih, kenpa bisa-bisanya dia tega sama aku. Tapi lama kelamaan aku berfikir bahwa Tuhan memiliki rencana lain di semua kejadian yang aku alami. Aku juga ga terus-terusan larut dalam kesedihan karna banyak teman-teman yang menyoport aku, selalu menemani aku, dan selalu membuat ku tersenyum. Setelah kejadian ini ian berubah total sama aku. Di kelas dia seakan-akan ga kenal sama aku, menegor saja pun tidak. Sekitar dua bulan kita saling pura-pura ga kenal. Pada bulan ketiga ian kembali dekati aku, dan bilang dia menyesal karna telah berbuat salah sama aku. Dia begitu karna selalu mendapat paksaan dari mantan kekasihnya. Dia juga bilang bahwa mamahnya tidak setuju kalo dia berpacaran dengan wanita itu. Karna aku gak mau melakukan kesalahan lagi, ketika ian berbicara seperti itu aku hanya bisa terdiam dan tersenyum. Suatu malam ian meminta maaf lagi dan meminta aku untuk kembali kepadanya. Tapi hatiku gak mau mudah begitu saja memaafkan dia, aku ga mau apa yang terjadi pada waktu itu terulang kembali. Sampai-sampai aku berfikiran untuk membalas dendam kepada ian. Akan tetapi banyak teman-teman yang tidak mendukung rencana aku untuk membalas dendam kepada ian. Mereka menasihati aku, janganlah kejahatan di balas dengan kejahatan. Balas lah dengan kebaikan suatu saat dia akan malu sendiri. Kata-kata itulah yang selalu aku ingat.

Sekarang aku sama ian memang dekat, tapi tak lebih dari seorang teman. Walaupun ian udah membuktikan bahwa dia benar-benar menyesali perbuatannya, aku udah ga bisa lagi untuk percaya sama dia. Sekarang biarlahlah kisahku mengalir seperti air mengalir saja. Jika suatu saat nanti aku berjodoh dengan ian, pasti aku akan membuka hati lagi untuk ian. Akan tetapi, jika dia bukan jodohku aku akan tetap mengenang kenangan bersamanya, baik itu manis atau pahitnya. Akan aku simpan di dalam hati saja, dan hanya aku dan Tuhan-lah yang tau J

Tidak ada komentar:

Posting Komentar