GAYA HIDUP
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di
era globalisasi dan modern saat ini, gaya hidup atau life style merupakan hal
yang sangat penting dan kerap menjadi ajang untuk menunjukkan identitas diri
seseorang. Berbagai macam cara dilakukan orang-orang itu untuk dapat
menunjukkan jati dirinya masing-masing, baik itu dari segi cara berpakaian,
pola hidup, bahkan sampai ke perilaku seksual yang akhir-akhir ini semakin
menyimpang dari etika dan norma yang ada.
Ada
beberapa kontradiksi ideologis berkaitan dengan perkembangan gaya hidup didalam
kehidupan bermasyarakat. Para pendukung Marxisme misalnya, melihat pembentukan
diferensiasi sosial dan gaya hidup adalah sebagai akibat dari model relasi
produksi kapitalisme yang menyimpan konflik sosial di dalamnya. Sedangkan para
pemikir non Marxis (misalnya Durkheim, Parsons, Williamson) melihat diferensiasi
dan terbentuknya gaya hidup tersebut sebagai suatu yang positif dalam perkembangan
masyarakat. Gaya hidup menurut mereka, merupakan satu bentuk kreativitas yang
diperlukan bagi kemajuan sosial dan kultural (Piliang, 2004: 303).
Kontradiksi
tersebut juga telah mulai muncul di Indonesia seiring dengan perkembangan berbagai
gaya hidup kahir-akhir ini. Dapat terlihat bahwa di dalam suatu pergaulan
dibutuhkan aturan-aturan atau norma-norma yang terjadi atas kesepakatan bersama
dan bertujuan untuk menghindari segala sesuatu yang bersifat negatif.
Lingkungan yang pertama kali memperkenalkan individu kepada aturan yang berlaku
di masyarakat adalah lingkungan keluarga. Keluarga biasanya membimbing kita
kepada penyelarasan terhadap norma-norma sosial yang berlaku di masyarakat
dengan tujuan menghindari penolakan sosial dikarenakan mengenal aturan-aturan
atau norma-norma sosial yang terdapat di masyarakat.
Aturan-aturan
atau norma-norma yang berlaku di dalam suatu masyarakat tertentu akan menjadi suatu
kebiasaan, apalagi bila didukung oleh lingkungan yang setiap hari memberi
contoh. Dengan sadar atau tidak sadar kelompok lainnya akan meniru kebiasaan
tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
Gaya
hidup (English: lifestyle) adalah bagian dari kebutuhan sekunder manusia yang
bisa berubah tergantung jaman atau keinginan seseorang untuk mengubah gaya
hidupnya. Istilah gaya hidup pada awalnya dibuat oleh psikolog Austria , Alfred
Adler , pada 1929. Pengertiannya yang lebih luas, sebagaimana dipahami pada
hari ini, mulai digunakan sejak 1961.
Gaya
hidup bisa dilihat dari cara berpakaian,kebiasaan, dan lain-lain. Gaya hidup
bisa dinilai relatif tergantung penilaian dari orang lain. Gaya hidup juga bisa
diijadikan contoh dan juga bisa dijadikan hal tabu. Contoh gaya hidup baik:
makan dan istirahat secara teratur, makan makaiadn 4 sehat 5 sempurna dan
lain-lain. Contoh gaya hidup tidak baik: berbicara tidak sepatutnya, makan
sembaragan dan lain-lain. Kesehatan bergantung pada gaya hidup.
Seiring
dengan berkembanganya Ilmu pengetahuan, teknologi yang dengan pesat sesuai
berkembangnya peradaban manusia banyak manusia yang merubah gaya hidupnya. Mereka
merubah gaya hidup karena manusia memang harus berkembang sebebas-bebasnya atas
apa yang dirancang, diprogramkan di dalam hidup yang dijalankannya itu.
Tetapi
manusia lupa akan keterbatasannya bahwa ia masih mempunyai kelemahan manusiawi;
contoh ciderawi dan belum sempurna. Itulah sebabnya kemungkinannya ia masih
bisa jatuh dalam pencobaan, ujian, rintangan, hambatan, penggodaan duniawi.
Penggodaan
duniawi itu seperti keterangan tersebut di bawah ini.
Gaya
hidup modern :
1. Arti : Suatu sikap, perilaku, perbuatan dan tingkah
laku yang sesuai dengan tuntutan jaman dan didasarkan pada kemampuan ratio/akal
budi, pikiran manusia.
2. Bentuk-bentuk gaya hidup manusia
A.B Susanto dalam bukunya "Potret-potret Gaya
Hidup Metropolis", memaparkan dengan gamblang berbagai bentuk gaya hidup
manusia modern di kota metropolis seperti Jakarta, antara lain :
a. Menjadikan "Status" sebagai sesuatu
yang penting.
Maksudnya bahwa status seseorang (keberadaan yang
melekat di dalam dirinya itu) ditandai dengan penampilan dan segala yang
dipakainya.
Contoh : mobil, telepon seluler, peralatan rumah
tangga yang serba mewah.
b. "Mobilitas yang Tinggi"
Maksudnya : segala kegiatan bisnis yang padat yang
tidak dibatasi adanya faktor jarak waktu, tempat, dan Negara.
Contoh : pagi di Jakarta, siang sudah di Medan dan
esoknya sudah di Singapura.
c. "Bercengkerama di tempat-tempat
tertentu"
Maksudnya : bercengkerama untuk melepaskan segala kepenatan
kerja di suatu tempat yang dianggapnya paling nyaman.
Contoh : seperti kafe dianggap sebagai suatu produk
dijadikan ikon gaya hidup modern (ikon : ciri khas, karakteristik) yang begitu
banyak digandrungi orang.
d. Lunch, golf, dinner
Maksudnya : tata krama yang lazim dipakai untuk
mengadakan pendekatan / mempengaruhi kebijaksanaan orang lain dalam pengambilan
keputusan.
Contoh : sembari main golf, para pengusaha melakukan
lobby bisnis kepada staf meteri perumahan rakyat.
e. Pernikahan Agung
Maksudnya : moment (peristiwa yang tiada bandingnya)
kehidupan yang perlu dirayakan secara besar-besaran.
Contoh : Pernikahan agung keluarga Cendana dirayakan
dengan cara mewah diball-room hotel Mulia Senayan Jakarta dihadiri para
pembesar dan pejabat pemerintahan RI
f. Cara hidup
instan
Maksudnya : gaya hidup yang ingin serba cepat,
praktis, dan efektif.
Contoh : makanan fastfood McDonald, KFC.
g. Gaya hidup dengan teknologi komunikasi
Maksudnya : kemampuan alat-alat teknologi informasi
yang membuat orang /dunia berada di genggaman tangan, sehingga menjadi sangat
mudah dikonek/dihubungi.
Contoh : perkembangan alat CIP, internet.
h. Wisuda : pengukuhan kelulusan yang digunakan
untuk pengakuan pada tingkat kesarjanaan; master dan doctoral. Bergeser digunakan
untuk merayakan kelulusan pada tingkat yang lebih rendah.
Contoh : wisuda untuk melepas kelulusan taman kanak-kanak,
SMA, disertai pesta semalam suntuk.
BAB
III
PENUTUP
SARAN: boleh saja kita merubah
gaya hidup yang lebih moderen, akan tetapi masih bisa di atas normal dan masih
mengikuti norma-norma yang berlaku. Dalam memilih pergaulan juga harus lebih
selektif. Itu di lakukan agar kita tidak ikut terjerumus ke dalam pergaulan
yang salah.
DAFTAR
PUSTAKA: