Senin, 05 Januari 2015

tugas softskill. Gaya Hidup

GAYA HIDUP




BAB I
PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang

Di era globalisasi dan modern saat ini, gaya hidup atau life style merupakan hal yang sangat penting dan kerap menjadi ajang untuk menunjukkan identitas diri seseorang. Berbagai macam cara dilakukan orang-orang itu untuk dapat menunjukkan jati dirinya masing-masing, baik itu dari segi cara berpakaian, pola hidup, bahkan sampai ke perilaku seksual yang akhir-akhir ini semakin menyimpang dari etika dan norma yang ada.

Ada beberapa kontradiksi ideologis berkaitan dengan perkembangan gaya hidup didalam kehidupan bermasyarakat. Para pendukung Marxisme misalnya, melihat pembentukan diferensiasi sosial dan gaya hidup adalah sebagai akibat dari model relasi produksi kapitalisme yang menyimpan konflik sosial di dalamnya. Sedangkan para pemikir non Marxis (misalnya Durkheim, Parsons, Williamson) melihat diferensiasi dan terbentuknya gaya hidup tersebut sebagai suatu yang positif dalam perkembangan masyarakat. Gaya hidup menurut mereka, merupakan satu bentuk kreativitas yang diperlukan bagi kemajuan sosial dan kultural (Piliang, 2004: 303).

Kontradiksi tersebut juga telah mulai muncul di Indonesia seiring dengan perkembangan berbagai gaya hidup kahir-akhir ini. Dapat terlihat bahwa di dalam suatu pergaulan dibutuhkan aturan-aturan atau norma-norma yang terjadi atas kesepakatan bersama dan bertujuan untuk menghindari segala sesuatu yang bersifat negatif. Lingkungan yang pertama kali memperkenalkan individu kepada aturan yang berlaku di masyarakat adalah lingkungan keluarga. Keluarga biasanya membimbing kita kepada penyelarasan terhadap norma-norma sosial yang berlaku di masyarakat dengan tujuan menghindari penolakan sosial dikarenakan mengenal aturan-aturan atau norma-norma sosial yang terdapat di masyarakat.

Aturan-aturan atau norma-norma yang berlaku di dalam suatu masyarakat tertentu akan menjadi suatu kebiasaan, apalagi bila didukung oleh lingkungan yang setiap hari memberi contoh. Dengan sadar atau tidak sadar kelompok lainnya akan meniru kebiasaan tersebut.






BAB II
PEMBAHASAN

Gaya hidup (English: lifestyle) adalah bagian dari kebutuhan sekunder manusia yang bisa berubah tergantung jaman atau keinginan seseorang untuk mengubah gaya hidupnya. Istilah gaya hidup pada awalnya dibuat oleh psikolog Austria , Alfred Adler , pada 1929. Pengertiannya yang lebih luas, sebagaimana dipahami pada hari ini, mulai digunakan sejak 1961.

Gaya hidup bisa dilihat dari cara berpakaian,kebiasaan, dan lain-lain. Gaya hidup bisa dinilai relatif tergantung penilaian dari orang lain. Gaya hidup juga bisa diijadikan contoh dan juga bisa dijadikan hal tabu. Contoh gaya hidup baik: makan dan istirahat secara teratur, makan makaiadn 4 sehat 5 sempurna dan lain-lain. Contoh gaya hidup tidak baik: berbicara tidak sepatutnya, makan sembaragan dan lain-lain. Kesehatan bergantung pada gaya hidup.

Seiring dengan berkembanganya Ilmu pengetahuan, teknologi yang dengan pesat sesuai berkembangnya peradaban manusia banyak manusia yang merubah gaya hidupnya. Mereka merubah gaya hidup karena manusia memang harus berkembang sebebas-bebasnya atas apa yang dirancang, diprogramkan di dalam hidup yang dijalankannya itu.

Tetapi manusia lupa akan keterbatasannya bahwa ia masih mempunyai kelemahan manusiawi; contoh ciderawi dan belum sempurna. Itulah sebabnya kemungkinannya ia masih bisa jatuh dalam pencobaan, ujian, rintangan, hambatan, penggodaan duniawi.

Penggodaan duniawi itu seperti keterangan tersebut di bawah ini.
Gaya hidup modern :
1. Arti : Suatu sikap, perilaku, perbuatan dan tingkah laku yang sesuai dengan tuntutan jaman dan didasarkan pada kemampuan ratio/akal budi, pikiran manusia.

2. Bentuk-bentuk gaya hidup manusia
A.B Susanto dalam bukunya "Potret-potret Gaya Hidup Metropolis", memaparkan dengan gamblang berbagai bentuk gaya hidup manusia modern di kota metropolis seperti Jakarta, antara lain :
a. Menjadikan "Status" sebagai sesuatu yang penting.
Maksudnya bahwa status seseorang (keberadaan yang melekat di dalam dirinya itu) ditandai dengan penampilan dan segala yang dipakainya.
Contoh : mobil, telepon seluler, peralatan rumah tangga yang serba mewah.

b. "Mobilitas yang Tinggi"
Maksudnya : segala kegiatan bisnis yang padat yang tidak dibatasi adanya faktor jarak waktu, tempat, dan Negara.
Contoh : pagi di Jakarta, siang sudah di Medan dan esoknya sudah di Singapura.

c. "Bercengkerama di tempat-tempat tertentu"
Maksudnya : bercengkerama untuk melepaskan segala kepenatan kerja di suatu tempat yang dianggapnya paling nyaman.
Contoh : seperti kafe dianggap sebagai suatu produk dijadikan ikon gaya hidup modern (ikon : ciri khas, karakteristik) yang begitu banyak digandrungi orang.

d. Lunch, golf, dinner
Maksudnya : tata krama yang lazim dipakai untuk mengadakan pendekatan / mempengaruhi kebijaksanaan orang lain dalam pengambilan keputusan.
Contoh : sembari main golf, para pengusaha melakukan lobby bisnis kepada staf meteri perumahan rakyat.

e. Pernikahan Agung
Maksudnya : moment (peristiwa yang tiada bandingnya) kehidupan yang perlu dirayakan secara besar-besaran.
Contoh : Pernikahan agung keluarga Cendana dirayakan dengan cara mewah diball-room hotel Mulia Senayan Jakarta dihadiri para pembesar dan pejabat pemerintahan RI

f.  Cara hidup instan
Maksudnya : gaya hidup yang ingin serba cepat, praktis, dan efektif.
Contoh : makanan fastfood McDonald, KFC.

g. Gaya hidup dengan teknologi komunikasi
Maksudnya : kemampuan alat-alat teknologi informasi yang membuat orang /dunia berada di genggaman tangan, sehingga menjadi sangat mudah dikonek/dihubungi.
Contoh : perkembangan alat CIP, internet.

h. Wisuda : pengukuhan kelulusan yang digunakan untuk pengakuan pada tingkat kesarjanaan; master dan doctoral. Bergeser digunakan untuk merayakan kelulusan pada tingkat yang lebih rendah.
Contoh : wisuda untuk melepas kelulusan taman kanak-kanak, SMA, disertai pesta semalam suntuk.



BAB III
PENUTUP


SARAN:  boleh saja kita merubah gaya hidup yang lebih moderen, akan tetapi masih bisa di atas normal dan masih mengikuti norma-norma yang berlaku. Dalam memilih pergaulan juga harus lebih selektif. Itu di lakukan agar kita tidak ikut terjerumus ke dalam pergaulan yang salah.




DAFTAR PUSTAKA:



Tidak ada komentar:

Posting Komentar