Selasa, 28 April 2015

IMPIAN SEORANG GADIS MUDA

Nama saya cila. Saya seorang gadis yang memiliki sebuah impian yaitu ingin membuatkan rumah idaman untuk kedua orang tua saya. Status sosial kami sebenarnya bisa terbilang sederhana. Kami tinggal di sebuah rumah yang kiranya cukup untuk menampung beberapa orang di dalamnya. Sebelum menempati rumah yang sekarang, kami sekeluarga mengontrak rumah kecil yang hanya mampu menampung untuk empat orang saja. Tahun demi tahun kami lewati bersama di rumah kontrakan itu. Bertahun tahun pula kami mengumpulkan uang sedikit demi sedikit. Akhirnya tiba saatnya dimana oang tua saya dapat membeli rumah yang saat ini kami tempati.
Rumah ini sebenarnya belum termasuk kategori rumah yang orang tua saya impikan. Sebab orang tua saya ingin memiliki rumah yang bisa di bilang cukup luas. Dimana rumah itu memiliki halaman yang dapat ditumbuhi bunga-bunga yang indah, buah-buahan, dan sebagainya. Selain halaman yang cukup, orang tua saya juga menginginkan rumah yang ada kolam renang di dalamnya. Ini semua di karenakan adik saya yang paling kecil hobby sekali berenang.

Sebenarnya, bukan hanya ingin membuatkan rumah yang luas, akan tetapi saya juga ingin menaikkan haji orang tua saya. Impian ini timbul terjadi ketika saya dan keluarga berkunjung kerumah seorang sahabat dari kedua orang tua. Beliau bercerita tentang betapa nikmat dan indahnya kota suci mekkah. Sepintas saya melihat mata kedua orang tua saya, disana terbenak rasa yang amat sangat ingin melihat secara langsung kota mekkah yang di ceritakan oleh sahabat orang tua saya. Semenjak dari situ, sayang mulai menabung sedikit  demi sedikit, dan berharap ketika waktunya tiba uang yang saya kumpulkan saat ini cukup untuk memberangkatkan haji kedua orang tua saya.

Oh iya ada lagi yang saya impikan, yaitu membeli mobil atau kendaraan dengan uang saya sendiri. Walaupun saya sudah di berikan sebuah motor oleh orang tua saya, saya merasa itu belum puas. Sebab, itu masih menggunakan uang dari orang tua saya. Disini sebenarnya yang lebih dominan ialah ingin membelikan ayah saya sebuah mobil, sebab saya merasa kasihan ketika meliahat ayah ingin berangkat kerja. Ketika cuacana panas iya kepansan, dan hujan beliau kehujanan bahkan sampai sakit.


Itulah beberapa harapan dan impian dari saya. Semoga suatu saat nanti saya dapat mewujudkan impian saya, dan dapat membagakan kedua orang tua saya beserta adik-adik saya. J

Kamis, 16 April 2015

Artikel Tanah Longsor



TANAH LONGSOR

Longsor atau sering disebut gerakan tanah adalah suatu peristiwa geologi yang terjadi karena pergerakan masabatuan atau tanah dengan berbagai tipe dan jenis seperti jatuhnya bebatuan atau gumpalan besar tanah. Secara umum kejadian longsor disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor pendorong dan faktor pemicu. Faktor pendorong adalah faktor-faktor yang memengaruhi kondisi material sendiri, sedangkan faktor pemicu adalah faktor yang menyebabkan bergeraknya material tersebut. Meskipun penyebab utama kejadian ini adalah gravitasi yang memengaruhi suatu lereng yang curam, namun ada pula faktor-faktor lainnya yang turut berpengaruh:

           erosi yang disebabkan aliran air permukaan atau air hujan, sungai-sungai atau gelombang laut yang menggerus kaki lereng-lereng bertambah curam
           lereng dari bebatuan dan tanah diperlemah melalui saturasi yang diakibatkan hujan lebat
           gempa bumi menyebabkan getaran, tekanan pada partikel-partikel mineral dan bidang lemah pada massa batuan dan tanah yang mengakibatkan longsornya lereng-lereng tersebut
           gunung berapi menciptakan simpanan debu yang lengang, hujan lebat dan aliran debu-debu
           getaran dari mesin, lalu lintas, penggunaan bahan-bahan peledak, dan bahkan petir
           berat yang terlalu berlebihan, misalnya dari berkumpulnya hujan atau salju

Salah satu contoh tanah longsor yang baru-baru ini terjadi adalah di Banjarnegara. Bencana tanah longsor terjadi pada hari Jumat malam (12/12). Dusun Jemblung, di Kabupaten Banjarnegara berada di sebuah lembah kecil, dengan perbukitan di belakangnya.
Hujan yang terus turun selama dua hari menyebabkan bukit itu longsor dan menyapu dusun yang berpenduduk lebih dari 300 orang itu. Sekitar 200 orang dapat menyelamatkan diri.
Sisanya dinyatakan hilang sampai saat ini, di tengah upaya pencarian oleh tim gabungan dari TNI, Polri, Badan Sar, PMI, Badan Penanggulangan Bencana Daerah, dan sejumlah organisasi masyarakat di bidang kebencanaan.
Muhammad Najib, salah satu petugas di posko Kecamatan Karangkobar mengatakan kepada VOA, data korban yang masih hilang sulit ditentukan dengan pasti, karena data jumlah penduduk yang belum jelas. Namun dipastikan lebih dari 100 orang yang masih tertimbun longsoran.

“Kalau jumlahnya pastinya dari beberapa sumber belum bisa memastikan, tetapi kurang lebih yang tertimbun sekitar 100, ada 35 rumah, terdiri dari sekitar 82 kepala keluarga. Lokasinya, karena itu ada di jurang, kendaraan sulit masuk kesana. Dari jalan, lokasi longsornya sekitar 50 meter di bawah jalan utama. Jadi memang jalan desanya juga tertimbun, sehingga kendaraan tidak bisa masuk kesana,” kata Muhammad Najib.

Sampai pukul 14.00 hari Sabtu, tim gabungan yang melakukan pencarian korban telah menemukan 12 korban meninggal. Pencarian terkendala oleh cuaca dan medan berat, karena akses jalan terputus oleh longsoran tanah.
Menurut koordinator tim gabungan, Letkol Inf. Edy Rohmatullah, ada 600 personel di tim ini. Untuk membantu mencari korban, tim telah menggunakan peralatan life locator dan acoustic device untuk mendeteksi detak jantung maupun gerakan di bawah longsoran tanah.
Kepala Markas Palang Merah Indonesia, Kabupaten Banjarnegara, Edi Purwanto kepada VOA mengatakan, konsentrasi kini juga diberikan untuk penanganan korban selamat. Sekitar 40 korban luka tengah dalam perawatan dan sekitar 400 orang mengungsi di lima titik pengungsian.

“Secara umum kita melakukan pelayanan, baik untuk korban selamat maupun untuk yang cedera. Kita ada personil di lapangan tetapi juga fokus untuk membantu korban yang sekarang menjadi pengungsi,” kata  Edi Purwanto.

Banjarnegara adalah Kabupaten yang memiliki kawasan pegunungan dengan resiko tanah longsor cukup tinggi. Pada hari Kamis (11/12) dan Jumat (12/12) kemarin, setidaknya terjadi tanah longsor di 25 lokasi meski dalam skala kecil.
Longsor di dusun Jemblung adalah yang terbesar. Korban dikhawatirkan jauh lebih besar dari perkiraan, karena tidak hanya berasal dari warga setempat, tetapi juga pemakai jalan lintas antarkabupaten yang melewati kawasan itu. Setidaknya, dua korban meninggal ditemuan dari sebuah mobil yang saat itu sedang melintas disana.

Faktor-faktor penyebab terjadinya tanah longsor

Pada prinsipnya tanah longsor terjadi jika gaya pendorong pada lereng lebih besar dibandingkan dengan gaya penahan. Gaya penahan umumnya dipengaruhi oleh kekuatan batuan dan kepadatan tanah. Sedangkan gaya pendorong biasanya dipengaruhi oleh besarnya sudut kemiringan lereng, air, beban serta berat jenis tanah batuan.
Faktor penyebab terjadinya gerakan pada lereng juga tergantung terhadap kondisi batuan dan tanah penyusun lereng, struktur geologi, curah hujan, vegetasi penutup dan penggunaan lahan pada lereng tersebut, tapi faktor penyebabnya secara garis besar dapat dibedakan sebagai faktor alam dan faktor manusia:

a) Faktor alam

           Kondisi geologi : batuan lapuk, kemiringan lapisan, sisipan lapisan batu lempung, strukutur sesar dan kekar, gempa bumi, stragrafi dan gunung berapi.
           Iklim : curah hujan yang tinggi di daerah tersebut.
           Keadaan topografi : lereng yang curam.
           Keadaan air : kondisi drainase yang tersumbat, akumulasi massa air, erosi dalam, pelarutan dan tekanan hidrostatika.
           Tutup lahan yang mengurangi tahan geser, misalnya tanah kritis.
           Getaran yang diakibatkan oleh gempa bumi, ledakan, getaran mesin, atau getaran lalu lintas kendaraan di sekitarnya.

b) Faktor manusia

           Pemotongan tebing pada penambangan batu di lereng yang terjal.
           Penimbunan tanah urugan di daerah lereng.
           Kegagalan struktur dinding penahan tanah.
           Penggundulan hutan.
           Budidaya kolam ikan diatas lereng.
           Sistem pertanian yang kurang memperhatikan keamanan irigasi.
           Pengembangan wilayah yang tidak diimbangi dengan kesadaran masyarakat, sehingga RUTR tidak ditaati yang akhirnya merugikan sendiri.
           Sistem drainase daerah lereng yang kurang baik.

Ciri-ciri tanah longsor yaitu sebagai berikut :

1.         Munculnya retakan-retakan di lereng yang sejajar dengan arah tebing, yang biasanya terjadi setelah hujan.
2.         Munculnya mata air baru secara tiba-tiba.
3.         Tebing rapuh dan kerikil mulai berjatuhan.
4.         Air tergenang jika musim hujan, menjelang bencana itu, airnya langsung hilang.
5.         Pintu dan jendela yang sulit dibuka.
6.         Runtuhnya bagian tanah dalam jumlah yang besar.
7.         Pohon/tiang listrik banyak yang miring.
8.         Halaman/dalam rumah tiba-tiba ambles ke dalam tanah.

Upaya Pencegahan Terjadinya Tanah Longsor


1.         Jangan membuka lahan persawahan dan membuat kolam pada lereng bagian atas di dekat pemukiman.
2.         Buatlah terasering (sengkedan) pada lereng yang terjal jika membangun pemukiman.
3.         Jika ada retakan tanah, segeralah menutup retakan tanah dan dipadatkan agar air tidak masuk ke dalam tanah dan melalui retakan tersebut.
4.         Jangan memotong tebing jalan menjadi tegak.
5.         Jangan mendirikan rumah di tepi sungai yang rawan erosi.
6.         Jangan menebang pohon di lereng.
7.         Jangan membangun rumah di bawah tebing.

Hal-hal yang dilakukan selama dan sesudah terjadi bencana

1. Tanggap Darurat
Yang harus dilakukan dalam tahap tanggap darurat adalah penyelamatan dan pertolongan korban secepatnya supaya korban tidak bertambah.

2. Rehabilitasi
Upaya pemulihan korban dan prasarananya, meliputi kondisi sosial, ekonomi, dan sarana transportasi. Selain itu dikaji juga tentang perkembangan tanah longsor dan teknik pengendaliannay supaya tanah longsor tidak berkembang dan penentuan relokasi korban tanah longsor bila tanah longsor sulit dikendalikan.

3. Rekontruksi
Penguatan bangunan-bangunan infrastruktur di daerah rawan longsor tidak menjadi pertimbangan utama untuk mitigasi kerusakan yang disebabkan oleh tanah longsor, karena kerentanan untuk bangunan-bangunan yang dibangun pada jalur tanah longsor hampir 100%.

Daftar Pustaka :




Minggu, 05 April 2015

RANGKUMAN SOFTSKILL BAB 1 dan 2

PENALARAN

Definisi Penalaran

Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Penalaran itu sendiri memiliki dua jenis proses yaitu Induktif dan Deduktif.
Penalaran Induktif adalah proses penalaran yang di gunakan ntuk menarik kesimpulan berupa atau sikap yang berdasarkan fakta-fakta yang bersifat khusus. Sedangkan Penalaran Deduktif adalah proses penalaran yang digunakan untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku berdasarkan fakta-fakta yang bersifat umum.


Definisi Proporsi
            Suatu proses berfikir yang berusaha menghubungkan fakta yang diketahui menuju ke pada suatu kesimpulan.

Inferensi, Implikasi, dan Evidensi  
·         Inferensi ( infere ) : menarik kesimpulan.
Ø  proses untuk menghasilkan informasi dari fakta yang diketahui.
·         Implikasi (implicare) : melibat / merangkum.
Ø  rangkuman, sesuatu yang dianggap ada karena sudah di rangkum dalam fakta/ evidensi itu sendiri.
·         Evidensi
Ø  Semua fakta yang ada, yang dihubung-hubungkan untuk membuktikan adanya sesuatu.
Evidensi merupakan hasil pengukuan dan pengamatan fisik yang digunakan untuk memahami suatau fenomena. 
Wujud Evidensi : Data & informasi (keterangan yang diproleh dari sumber tertentu).

Cara Menguji Data
            Data dan informasi yang digunakan dalam penalaran harus merupakan fakta. Oleh karena itu perlu diadakan pengujian melalui cara-cara tertentu sehingga bahan-bahan yang merupakan fakta itu siap digunakan sebagai evidensi.
Dibawah ini beberapa cara yang dapat digunakan untuk pengujian data:
1. Observasi                mengamati secara langsung sesuatu objek untuk melihat dengan dekat kegiatan yang dilakukan objek tersebut 
2. Kesaksian
3. Autoritas

Cara Menguji Fakta
Fakta               adalah segala sesuatu yang tertangkap oleh indra manusia atau data keadaan nyata yang terbukti dan telah menjadi suatu kenyataan
Untuk menguji fakta kita butuh melakukan 2 kali penilaian.
menentukan apakah data itu merupakan kenyataan atau yang sungguh terjadi. Setelah yakin dengan hal itu barulah dilakukan penilaian yang kedua.
Penilaian kedua ini berdasarkan 2 dasar yaitu Konsistensi dan juga Koherensi.

Cara Menilai Autoritas
            
Untuk menilai suatu autoritas, penulis dapat memilih beberapa cara pokok sbagai berikut:

1.      Tidak mengandung Prasangka
Artinya pendapat disusun berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh para ahli atau didasarkan pada hasil eksperimen yang dilakukannya.

2.      Pengalaman dan Pendidikan Autoritas
Pendidikan yang diperoleh harus dikembangkan lebih lanjut dalam kegiatan sebagai seorang ahli. Pengalaman yang diperoleh autoritas, penelitian yang dilakukan, presentasi hasil penelitian dan pendapatnya akan memperkuat kedudukannya.

3.      Kemashuran dan Prestise
Faktor ketiga yang harus diperhatikan adalah meneliti apakah pernyataan atau pendapat yang akan dikutip sebagai autoritas hanya sekedar bersembunyi dibalik kemashuran dan prestise pribadi di bidang lain. Apakah ahli menyertakan pendapatnya dengan fakta yang menyakinkan.

4.      Koherensi dengan Kemajuan
Hal keempat adalah apakah pendapat yang diberikan autoritas sejalan dengan perkembangan dan kemajuan zaman atau koheren dengan pendapat sikap terakhir dalam bidang itu. Untuk memperlihatkkan bahwa penulis benar-benar siap dengan persoalan yang tengah diargumentasikan.



SILOGISME DAN ENTIMEN


Definisi Silogisme

Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposisi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan). Silogisme termasuk dalam penalaran deduktif. Deduktif merupakan salah satu teknik untuk mengambil simpulan dalam sebuah karangan.
            
Silogisme di bagi menjadi tiga, yaitu :
1.      Silogisme Kategorial
2.      Silogisme Hipotesis
3.      Silogisme Alternatif

Unsur-unsur Yang Terdapat Pada Silogisme

Premis Umum (Premis Mayor) menyatakan bahwa semua anggota golongan tertentu (A) memiliki sifat atau hal yang tersebut pada (B)
2.     
Premis Khusus (Premis Minor) menyatakan bahwa sesuatu atau seseorang (C) adalah anggota golongan tertentu (A)
3.      Simpulan: menyatakan bahwa sesuatu atau seseoarng itu (C) memiliki sifat atau hal yang tersebut pada B

Silogisme Kategorial

Silogisme kategorial adalah silogisme yang semua proposisinya merupakan kategorial. Proposisi yang mendukung silogisme disebut dengan premis yang kemudian dapat dibedakan menjadi premis mayor (premis yang termnya menjadi predikat), dan premis minor ( premis yang termnya menjadi subjek). Yang menghubungkan di antara kedua premis tersebut adalah term penengah (middle term).

Contoh:
Semua tumbuhan membutuhkan air. (Premis Mayor)
Akasia adalah tumbuhan (premis minor).
Akasia membutuhkan air (Konklusi)
Hukum-hukum Silogisme Kategorial : Partikular dan Negatif

Silogisme Hipotesis
Silogisme Hipotesis adalah argumen yang premis mayornya berupa proposisi hipotetik, sedangkan premis minornya adalah proposisi katagorik.
Ada 4 (empat) macam tipe silogisme hipotetik:
-          Silogisme hipotetik yang premis minornya mengakui bagian antecedent.
-          Silogisme hipotetik yang premis minornya mengakui bagian konsekuennya.
-          Silogisme hipotetik yang premis minornya mengingkari antecedent.
-          Silogisme hipotetik yang premis minornya mengingkari bagian konsekuennya

Silogisme Alternatif
Silogisme alternatif adalah silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif. Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Kesimpulannya akan menolak alternatif yang lain.
Contoh:
Nenek Sumi berada di Bandung atau Bogor.
Nenek Sumi berada di Bandung.
Jadi, Nenek Sumi tidak berada di Bogor

Entimen
Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan kesimpulan.
Contoh entimen:
Dia menerima hadiah pertama karena dia telah menang dalam sayembara itu.
Anda telah memenangkan sayembara ini, karena itu Anda berhak menerima hadiahnya.




http://id.wikipedia.org/wiki/Silogisme