Kamis, 16 April 2015

Artikel Tanah Longsor



TANAH LONGSOR

Longsor atau sering disebut gerakan tanah adalah suatu peristiwa geologi yang terjadi karena pergerakan masabatuan atau tanah dengan berbagai tipe dan jenis seperti jatuhnya bebatuan atau gumpalan besar tanah. Secara umum kejadian longsor disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor pendorong dan faktor pemicu. Faktor pendorong adalah faktor-faktor yang memengaruhi kondisi material sendiri, sedangkan faktor pemicu adalah faktor yang menyebabkan bergeraknya material tersebut. Meskipun penyebab utama kejadian ini adalah gravitasi yang memengaruhi suatu lereng yang curam, namun ada pula faktor-faktor lainnya yang turut berpengaruh:

           erosi yang disebabkan aliran air permukaan atau air hujan, sungai-sungai atau gelombang laut yang menggerus kaki lereng-lereng bertambah curam
           lereng dari bebatuan dan tanah diperlemah melalui saturasi yang diakibatkan hujan lebat
           gempa bumi menyebabkan getaran, tekanan pada partikel-partikel mineral dan bidang lemah pada massa batuan dan tanah yang mengakibatkan longsornya lereng-lereng tersebut
           gunung berapi menciptakan simpanan debu yang lengang, hujan lebat dan aliran debu-debu
           getaran dari mesin, lalu lintas, penggunaan bahan-bahan peledak, dan bahkan petir
           berat yang terlalu berlebihan, misalnya dari berkumpulnya hujan atau salju

Salah satu contoh tanah longsor yang baru-baru ini terjadi adalah di Banjarnegara. Bencana tanah longsor terjadi pada hari Jumat malam (12/12). Dusun Jemblung, di Kabupaten Banjarnegara berada di sebuah lembah kecil, dengan perbukitan di belakangnya.
Hujan yang terus turun selama dua hari menyebabkan bukit itu longsor dan menyapu dusun yang berpenduduk lebih dari 300 orang itu. Sekitar 200 orang dapat menyelamatkan diri.
Sisanya dinyatakan hilang sampai saat ini, di tengah upaya pencarian oleh tim gabungan dari TNI, Polri, Badan Sar, PMI, Badan Penanggulangan Bencana Daerah, dan sejumlah organisasi masyarakat di bidang kebencanaan.
Muhammad Najib, salah satu petugas di posko Kecamatan Karangkobar mengatakan kepada VOA, data korban yang masih hilang sulit ditentukan dengan pasti, karena data jumlah penduduk yang belum jelas. Namun dipastikan lebih dari 100 orang yang masih tertimbun longsoran.

“Kalau jumlahnya pastinya dari beberapa sumber belum bisa memastikan, tetapi kurang lebih yang tertimbun sekitar 100, ada 35 rumah, terdiri dari sekitar 82 kepala keluarga. Lokasinya, karena itu ada di jurang, kendaraan sulit masuk kesana. Dari jalan, lokasi longsornya sekitar 50 meter di bawah jalan utama. Jadi memang jalan desanya juga tertimbun, sehingga kendaraan tidak bisa masuk kesana,” kata Muhammad Najib.

Sampai pukul 14.00 hari Sabtu, tim gabungan yang melakukan pencarian korban telah menemukan 12 korban meninggal. Pencarian terkendala oleh cuaca dan medan berat, karena akses jalan terputus oleh longsoran tanah.
Menurut koordinator tim gabungan, Letkol Inf. Edy Rohmatullah, ada 600 personel di tim ini. Untuk membantu mencari korban, tim telah menggunakan peralatan life locator dan acoustic device untuk mendeteksi detak jantung maupun gerakan di bawah longsoran tanah.
Kepala Markas Palang Merah Indonesia, Kabupaten Banjarnegara, Edi Purwanto kepada VOA mengatakan, konsentrasi kini juga diberikan untuk penanganan korban selamat. Sekitar 40 korban luka tengah dalam perawatan dan sekitar 400 orang mengungsi di lima titik pengungsian.

“Secara umum kita melakukan pelayanan, baik untuk korban selamat maupun untuk yang cedera. Kita ada personil di lapangan tetapi juga fokus untuk membantu korban yang sekarang menjadi pengungsi,” kata  Edi Purwanto.

Banjarnegara adalah Kabupaten yang memiliki kawasan pegunungan dengan resiko tanah longsor cukup tinggi. Pada hari Kamis (11/12) dan Jumat (12/12) kemarin, setidaknya terjadi tanah longsor di 25 lokasi meski dalam skala kecil.
Longsor di dusun Jemblung adalah yang terbesar. Korban dikhawatirkan jauh lebih besar dari perkiraan, karena tidak hanya berasal dari warga setempat, tetapi juga pemakai jalan lintas antarkabupaten yang melewati kawasan itu. Setidaknya, dua korban meninggal ditemuan dari sebuah mobil yang saat itu sedang melintas disana.

Faktor-faktor penyebab terjadinya tanah longsor

Pada prinsipnya tanah longsor terjadi jika gaya pendorong pada lereng lebih besar dibandingkan dengan gaya penahan. Gaya penahan umumnya dipengaruhi oleh kekuatan batuan dan kepadatan tanah. Sedangkan gaya pendorong biasanya dipengaruhi oleh besarnya sudut kemiringan lereng, air, beban serta berat jenis tanah batuan.
Faktor penyebab terjadinya gerakan pada lereng juga tergantung terhadap kondisi batuan dan tanah penyusun lereng, struktur geologi, curah hujan, vegetasi penutup dan penggunaan lahan pada lereng tersebut, tapi faktor penyebabnya secara garis besar dapat dibedakan sebagai faktor alam dan faktor manusia:

a) Faktor alam

           Kondisi geologi : batuan lapuk, kemiringan lapisan, sisipan lapisan batu lempung, strukutur sesar dan kekar, gempa bumi, stragrafi dan gunung berapi.
           Iklim : curah hujan yang tinggi di daerah tersebut.
           Keadaan topografi : lereng yang curam.
           Keadaan air : kondisi drainase yang tersumbat, akumulasi massa air, erosi dalam, pelarutan dan tekanan hidrostatika.
           Tutup lahan yang mengurangi tahan geser, misalnya tanah kritis.
           Getaran yang diakibatkan oleh gempa bumi, ledakan, getaran mesin, atau getaran lalu lintas kendaraan di sekitarnya.

b) Faktor manusia

           Pemotongan tebing pada penambangan batu di lereng yang terjal.
           Penimbunan tanah urugan di daerah lereng.
           Kegagalan struktur dinding penahan tanah.
           Penggundulan hutan.
           Budidaya kolam ikan diatas lereng.
           Sistem pertanian yang kurang memperhatikan keamanan irigasi.
           Pengembangan wilayah yang tidak diimbangi dengan kesadaran masyarakat, sehingga RUTR tidak ditaati yang akhirnya merugikan sendiri.
           Sistem drainase daerah lereng yang kurang baik.

Ciri-ciri tanah longsor yaitu sebagai berikut :

1.         Munculnya retakan-retakan di lereng yang sejajar dengan arah tebing, yang biasanya terjadi setelah hujan.
2.         Munculnya mata air baru secara tiba-tiba.
3.         Tebing rapuh dan kerikil mulai berjatuhan.
4.         Air tergenang jika musim hujan, menjelang bencana itu, airnya langsung hilang.
5.         Pintu dan jendela yang sulit dibuka.
6.         Runtuhnya bagian tanah dalam jumlah yang besar.
7.         Pohon/tiang listrik banyak yang miring.
8.         Halaman/dalam rumah tiba-tiba ambles ke dalam tanah.

Upaya Pencegahan Terjadinya Tanah Longsor


1.         Jangan membuka lahan persawahan dan membuat kolam pada lereng bagian atas di dekat pemukiman.
2.         Buatlah terasering (sengkedan) pada lereng yang terjal jika membangun pemukiman.
3.         Jika ada retakan tanah, segeralah menutup retakan tanah dan dipadatkan agar air tidak masuk ke dalam tanah dan melalui retakan tersebut.
4.         Jangan memotong tebing jalan menjadi tegak.
5.         Jangan mendirikan rumah di tepi sungai yang rawan erosi.
6.         Jangan menebang pohon di lereng.
7.         Jangan membangun rumah di bawah tebing.

Hal-hal yang dilakukan selama dan sesudah terjadi bencana

1. Tanggap Darurat
Yang harus dilakukan dalam tahap tanggap darurat adalah penyelamatan dan pertolongan korban secepatnya supaya korban tidak bertambah.

2. Rehabilitasi
Upaya pemulihan korban dan prasarananya, meliputi kondisi sosial, ekonomi, dan sarana transportasi. Selain itu dikaji juga tentang perkembangan tanah longsor dan teknik pengendaliannay supaya tanah longsor tidak berkembang dan penentuan relokasi korban tanah longsor bila tanah longsor sulit dikendalikan.

3. Rekontruksi
Penguatan bangunan-bangunan infrastruktur di daerah rawan longsor tidak menjadi pertimbangan utama untuk mitigasi kerusakan yang disebabkan oleh tanah longsor, karena kerentanan untuk bangunan-bangunan yang dibangun pada jalur tanah longsor hampir 100%.

Daftar Pustaka :




1 komentar:

  1. Mari Cegah Tanah Longsor dan Bencana ALam dengan menanam pohon. Sekarang semakin menarik karena ada program revolusioner, "MENANAM POHON SEKALIGUS MENDAPATKAN MANFAAT EKONOMOMI DALAM PENANAMAN DAN KAMPANYENYA"


    Cari Tahu caranya di : http://www.greenwarriorindonesia.com

    BalasHapus